-->

TIPS MEMELIHARA HAMSTER

Hewan ini tidak menjijikkan atau berbau, kecuali kalau dalam pemiharaannya kurang memperhatikan kebersihan kandangnya.

Hamster termasuk bangsa hewan pengerat. Aslinya hamster berasal dari Timur Tengah dan Eropa bagian tenggara. Sejak tahun 1930-an, hamster sudah dipelihara. Namun, pada waktu itu hanya sebagai hewan percobaan dalam lembaga-lembaga penelitian dan laboratorium. Akibatnya hamster hanya dikenal sebagai hewan yang hidup berkelompok, sedangkan aspek-aspek individual serta komponen makanan, penyakit, kelainan-kelainan, cara perawatan, dan gejala-gejala penyakitnya masih sedikit diketahui.

A. Daya Tarik Hamster

Yang menjadi daya tarik:
- terdapat kantung pada pipi
- lemah lembut dan penurut
- menyukai kebersihan
- dapat diajak bermain

Banyak alasan kenapa orang menyukai hamster. Hewan ini dapat diajak bermain, mau dibelai, dan dapat menemani anak belajar atau ke mana saja. Lagi pula hamster tidak memerlukan tempat atau kandang yang besar dan luas. la dapat dipelihara dalam rumah secara individual, berpasangan, atau kelompok kecil.

Hamster tidak berbahaya sekalipun bagi anak balita. Namun, sebaiknya anak-anak diberi tahu bagaimana memperlakukan hewan ini, terutama bila akan memegangnya. Ini dikarenakan hamster dapat menjadi curiga dan dapat menggigit.

1. Pipinya berkantung

Bentuk kantung pipi (cheek pouches) memanjang dari sebelah dalam kepala menuju leher dan berakhir di bahu (shoulder). Kantung-kantung yang ada di kedua belah pipinya ini sebenarnya merupakan penggelambiran rongga mulut (oral or mouth cavity). Kantung pipi berguna sebagai tempat untuk menyimpan makanan. Memang bila menjumpai makanan, hewan ini tidak akan segera memakannya, melainkan menyimpannya dahulu dalam kantung pipinya.

2. Hewan lemah lembut dan penurut

Temperamen hamster yang lemah lembut dan penurut membuatnya sangat disayangi pemeliharanya. Sayangnya, masa hidup hewan ini tidak lama, hanya 2—3 tahun saja. Akibatnya, orang (terutama anak-anak) yang memeliharanya suatu saat dapat merasa kehilangan. Banyak psikolog berpendapat hal itu akan berpengaruh baik bagi manusia, terutama anak-anak. Mereka dapat mengetahui dan menghayati makna kehidupan makhluk ciptaan Tuhan serta dapat mengetahui bagaimana suatu proses kehidupan berlangsung. Anak-anak dapat menjadi tahu proses kehidupan tersebut dapat terjadi pada manusia.

3. Penampilannya selahi berslh

Makanan yang dapat diberikan kepadanya cukup sederhana seperti makanan sisa (table scrapings) kita sehari-hari. Lagi pula porsi makannya tidak banyak sehingga biaya pemeliharaannya murah. Di samping itu, ia mempunyai cara hidup yang bersih. Akibatnya ia tidak menjijikkan atau berbau, kecuali kalau kebersihan kandang’ nya kurang diperhatikan.

4. Hewan yang suka bermain

Hamster gemar bermain sehingga apa pun yang dijumpainya di dalam kandang dapat saja dijadikan mainan. Tingkah laku bermain itulah yang membuatnya sangat disukai. Tak heran kalau kandang hamster sering diletakkan mainan seperti kincir. Mainan ini dapat berputar kalau diinjak-injak hamster. Selain itu, hamster sangat senang bermain naik turun tangga sehingga dalam kandangnya sangat baik diberi tangga buatan yang memisahkan kandang lantai bawah dengan lantai atas. ,

B. Jenis yang Disukai

Yang dapat dipelihara:
- hamster siria
- hamster tina
- hamster siberia

Hamster siria (Mesocrteetus auratus) yang lebih dikenal dengan nama hamster emas (golden hamster) memiliki warna rambut kuning keemasan. Panjang tubuhnya hanya 12—16 cm. Walau disebut hamster emas, sebenarnya jenis ini ada yang memiliki warna rambut hitam putih, cokelat, dan putih. Hamster siria lebih sering dijumpai di pasaran.

Hamster cina (Cricetelus griseus) memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari hamster siria, yaitu hanya berkisar 6—10 cm. Oleh karenanya, hamster ini disebut hamster cebol (dwarf hamster). Pola warna tubuh hamster ini sangat beragam, yaitu hitam, kuning, putih, abu-abu, satin, biru safir, dan krem bergaris abu-abu.

Hamster siberia (Phodopus sungorus) -merupakan hamster berukuran besar, yaitu berkisar 20—30 cm. Oleh karenanya, jenis ini sering disebut giant hamster (hamster raksasa). Dibanding dua jenis hamster lainnya, hamster ini jarang dijumpai di pasaran.

C. Kandang dan Perlengkapannya
Kandang yang baik: bersih, cukup luas, berventilasi baik
Bahan kandang: kawat andkarat, jeruji plastik, atau kaca

Oleh karena instingnya sebagai hewan pengerat, kandang yang terbuat dari bahan kayu, bambu, tripleks, karton, dan bahan sejenis tidak akan tahan lama karena mudah dikerat. Bila digunakan bahan seperti itu, kandang tersebut harus sering diamati, barangkali ada celah yang dapat membuat hamster lolos. Sekali lepas, hewan kecil ini sulit dicari karena dapat menyusup ke mana-mana. Celakanya, kabel-kabel listrik, telepon, televisi, setrika, barang-barang elektronik lain, dan lemari pakaian suka dijahilinya.

Ukuran kandang yang cukup disenangi dan nyaman untuk seekor hamster dewasa berukuran lebar 10 cm, panjang 15 cm, dan tinggi 15 cm. Namun, hamster yang diarahkan untuk pembiakan memerlukan ruangan lebih besar.

Lantai kandang sebaiknya dibuat dari bahan yang kuat, keras, padat, tahan keropos, dan empuk, mudah menyerap cairan, dan mudah dibersihkan. Material yang disenangi untuk lantai kandang adalah gergajian kayu, kertas pengempuk, maupun tongkol jagung kering yang dihancurkan. Di dalam kandang pun perlu disediakan material untuk membuat sarang. Kapas atau kertas tisu yang agak tebal sangat cocok sebagai bahan pembuatan sarang atau tempat tidur.

Hamster menyukai lemperalur liiigkungan antara 16—23″ C (60—70° F) dan kelembapan udara relatif antara 30—70%. Lingkungan kandang pun harus berudara segar (well ventilated), cukup sinar matahari, dan tidak lembap.

Kandang harus dibersihkan dan disucihamakan paling sedikit seminggu sekali. Sementara tempat makanan, minuman, dan sisa-sisa makanan harus dibersihkan setiap hari. Untuk menghindari kotor, sangat baik kalau pemberian makanan ditakar sesuai kebutuhannya.

Oleh karena harus dibersihkan setiap hari, sedangkan aktivitas hamster harus berjalan terus maka peralatan harus disiapkan dalam jumlah rangkap sehingga dapat digunakan bergantian. Pencucian peralatan dilakukan dengan teliti menggunakan air panas dan detergen. Sebagai obat suci hama (desinfektan) dapat dipakai Betadin atau permangaws kalikus 0,001 (satu per mil).

D. Makanan Minuman
Makanan: serealia, roti gandum, daging, telur rebus, ikan, keju, buah, dan sayuran segar
Minuman: air bersih yang sudah dimasak

Di habitat aslinya hamster merupakan hewan omnivora. Artinya, hamster dapat makan berbagai bahan makanan tanpa kekhususan. Namun, hamster yang dipelihara dapat diberi makanan berbentuk pelet atau makanan keras seperti biskuit yang nilai gizinya sudah diperhitungkan.

Jumlah kebutuhan nutrisi bagi hamster muda, dewasa, tua, sedang bunting, atau menyusui belum diteliti. Beberapa pakar gizi memperkirakan kebutuhan nutrisi hamster kurang lebih sama dengan anjing dan kucing. Hamster muda memerlukan protein 20—22%, hamster remaja 17—18%, dan hamster tua 15—16%.

Meskipun dapat diberi makan pelet, tetapi untuk memenuhi perilaku makannya pada waktu-waktu tertentu, misalnya 2—3 kali seminggu, hamster porlu diberi serealia, roti gandum, daging atau telur rebus, ikan, keju, buah, atau sayuran segar. Buah dan sayuran segar harus bebas dari residu insektisida sehingga perlu dicuci bersih.

Apabila penyimpanannya tidak benar, makanan jadi yang kandungan lemaknya tinggi akan menjadi tengik dan nilai gizinya rusak. Oleh karena itu, saat dibeli harus diteliti tanggal kadaluwarsanya. Bungkus kemasannya pun tak boleh rusak.

Makanan hamster sebaiknya ditaruh dalam cawan dari bahan keramik yang baik. Usahakan makanannya jangan tercampur bahan-bahan perlengkapan kandang seperti gergajian kayu, kulit padi, atau potongan kertas. Cawan digantungkan dan didekatkan ke tempat panjatan atau mainannya agar mudah dicapai hamster, terutama hamster muda yang baru belajar memanjat.

Air minum bersih (sudah dimasak) harus selalu tersedia. Untuk menghindari tercemarnya air oleh bahan lain, buatkan botol tempat minum (botol dot bayi) yang digantung terbalik sehingga hamster dapat menjilatnya atau mengisapnya.

E. Pemeliharaan

Yang terpenting saat memdihara hamster:
- gunakan sarung tangan saat memegang hamster
- kenali perilaku hamster bila sedang sehat atau sakit
— gunakan antibiotika yang tepat

1. Memegang hamster:

Setelah dewasa, hamster yang dipelihara sejak masih muda dengan pendekatan intensif akan berperilaku lemah lembut, ramah, penurut, dan tidak menggigit bila akan dipegang. Pengalaman membuktikan bahwa memelihara hamster sejak masih muda dan memperlakukannya dengan kasih sayang membuatnya mudah dipegang. Namun, sebagai tindakan waspada saat akan memegangnya sebaiknya gunakan sarung tangan dari karet/kain atau handuk kecil. Jaringan bawah kulit (subcutaneus tissue) hamster sangat longgar. Jika kulit leher bagian belakangnya dipegang dengan ibu jari dan telunjuk maka hamster akan tidak berdaya.

Cara lain jika akan memindahkannya ke kandang lain, kita dapat menggunakan tongkat kayu kecil atau sendok dari batok kelapa (Jawa: irus). Biasanya bamster akan berpegangan pada tongkat kayu atau duduk di dalam irus sehingga mudah diangkat dan dipindahkan.

2. Mengubah perilaku aktif di malam hari:

Hamster merupakan binatang yang aktif di malam hari (nokturnal). Oleh karena bersosialisasi dengan lingkungan manusia, tentu perilakunya barus diubah menjadi hewan aktif di siang hari. Hal ini tidak dapat dipaksakan begitu saja, tetapi harus dilakukan setahap demi setahap dengan jatah waktu sebentar saja. Jika dipaksakan aktif terus di siang bari niaka liamster tidak mau makan dan tidak melakukan kegiatan lainnya.

Di malam bari saat hamster benar-benar aktif dan suka bermain, siapkan umpat dan alat bermain yang disukainya. Biasanya hamster menyukai niainan yang berputar-putar dinamis, memanjat datar tnauptm tegak lurus, serta main “petak umpet” sehingga perlu dibuaikan semacam terowongan dari kaleng bekas yang kedua ujungnya sudab berlubang. Tepinya harus dibungkus dengan selotip atau plester.

3. Problem kesehatan

Sotara alainiah hamster merupakan hewan yang tahan terhadap penyakit. Namun, karena mudahnya ditulari penyakit manusia atau hewan lainnya inaka hamster sangat populer dijadikan sebagai hewan percobaan.

a. Problern gigi

Di sepanjang bidupnya, gigi seri hamster dapat terus tumbuh tidak sama rata akihat malnutrisi. Bila gigi demikian digunakan untuk mengunyab makanan maka dapat terjadi luka pada “atap” mulutnya sendiri. Sementara luka pada gusi dapat ditimbulkan karena kebiasaannya mengerat benda-benda yang keras dan tajam. Luka-luka tersebut dapat menyebabkan infeksi dan abses. Akibatnya hamster menjadi kurang nafsu makan, keluar air liur, dan mulut berbau busuk.

Untuk ini gigi yang panjang perlu dipotong. Bila terjadi infeksi dan abses, gigi harus dicabut dan diberi antibiotika.

b. Batu dalam kantung kencing

Sering saat dilakukan autopsi pada hamster yang sudah mati ditemukan batu di dalam kantung kencingnya. Adapun gejala klinis penderita batu kantung kencing umumnya sering terkencing-kencing, susah kencing, kesakitan saat kencing, kadang ada darah dalam air kencing, dan tampak gelisah. Pengobatannya hanya oleh dokter hewan.

c. Tumor

Umumnya adanya tumor pada hamster diketahui saat topsi. Hamster betina lebih sering menderita tumor dibanding hamster jantan. Yang sering terjadi pada hamster antara lain tumor alat reproduksi, kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan kulit. Tumor ada yang jinak(benigne tumor) dan ada pula yang ganas (malignant tumor atau kanker). Tumor hanya dapat diobati melalui operasi dengan bantuan dokter hewan.

d. Abses

Abses adalah luka yang sudah infeksi, bengkak, merah, dan terasa sakit yang akhirnya akan bernanah campur darah. Luka dapat disebabkan karena perkelahian antarsesamanya. Selain itu, kantung pipi pun dapat menderita abses akibat makanan yang keras atau tajam. Cara pengobatannya adalah dengan menyayat abses dan mengeluarkan nanah, lalu mencucinya dengan antiseptik atau antibiotika.

Membedakan gangguan kesehatan pada kantung pipi hanyalah dengan memperhatikan selera makannya. Sering orang terkecoh karena penampilan kantung pipi yang sehat dengan yang berabses selalu bengkak. Hamster yang menderita abses biasanya kurang nafsu makan serta kantung pipinya bengkak, merah, keras, dan terasa sakit bila dipencet, tidak demikian dengan kantung pipi yang sehat.

e. Penyakit ekor basah

Hamster tidak mempunyai ekor, tetapi dapat terserang penyakit ekor hasah (wet tail). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Campybacter yang mengganggu alat pencernaan. Bakteri ini bukan zoonosis sehingga tidak menular ke manusia.

Gejala yang tampak antara lain diare sehingga di sekitar anusnya kotor, berbau, dan basah dengan kotoran; bulu-bulu di sekitar anusnya menggumpal; nafsu makan menurun; bulu-bulu tubuh menjadi suram dan kusut; mata sayu dan tenggelam; badan lemah seakan ingin tidnr terus; serta postur tubuhnya selalu dibungkukkan. Bila mengalaini infeksi akut dan tidak segera mendapat pertolongan dalam wakru 48 jam maka hamster dapat mati karena dehidrasi. Hamster dari semua umur dapat terserang, tetapi yang paling rawan umur 3—6 minggu.

Penderita memerlukan terapi cairan (fluid therapy) untuk menghindarkan dehidrasi. Selain itu, penderita memerlukan terapi antibiotika secara sistemik, obat antidiare, serta roborantia berupa vitamin dan mineral.

f. Tipus

Penyakit tipus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhimurium dan bersifat zoonosis sehingga dapat menular ke manusia. Penularan dapat berlangsung melalui makanan dan minuman yang sudah tercemari bakteri, seperti makanan membusuk. Pencegahannya ialah mencuci makanan mentah dan segar.

g. Penyakit parasiter

Bila cara pemeliharaannya kurang teliti, hamster dapat dihinggapi parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit. Ektoparasit yang paling sering menyerang adalah tungau (mites), sedangkan endoparasitnya adalah cacing pita dan cacing kremi.

Serangan tungau mengakibatkan hamster gelisah, terasa gatal di seluruh tubuh, bulu rontok, serta kulit menjadi kering dan bersisik. Cacing pita hidup di dalam usus kecil dan memakan zat nutrisi sehingga penderita dapat mengalami malnutrisi, anemia, lemah, dan kurus. Sementara cacing kremi suka hidup di usus besar dan menggerombol di sekitar anus sehingga hamster suka gelisah dan menggosok-gosokan bagian pantatnya di lantai. Pengobatan hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan.

4. Antibiotika

Hamster sangat sensitif dan rawan terhadap beberapa macam antibiotika seperti ampisilin, penisilin, eritromisin, lincomisin, dan streptomisin karena dapat menyebabkan efek samping yang buruk, bahkan dapat menyebabkan kematian (lethal effects).

Antibiotika yang diberikan lewat mulut (peros) akan merusak keseimbangan mikroflora dan mikrofauna dalam alat pencernaan. Padahal mikroflora dan mikrofauna itu sangat diperlukan untuk membantu pencernaan dan meredam berkembangnya mikroorganisme patogen.

Antibiotika dihidrostreptomisin dapat langsung meracuni organ-organ dalam tubuh, baik diberikan lewat mulut (peros) maupun lewat suntikan (perparenteral). Oleh karena itu, harus dihindari pemakaiannya meskipun yang menginfeksi adalah bakteri gram-negatif yang dapat dimatikan oleh antibiotika ini.

Bila harus diberikan antibiotika, sebaiknya juga diberikan yoghurt putih 0,5 cc sebanyak dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Yoghart diberikan selama pengobatan dengan antibiotika dan tetap diteruskan selama seminggu kemudian. Ini dimaksudkan agar mikroflora atau mikrofauna yang ikut mati oleh antibiotika akan diganti oleh yoghurt putih tersebut.

Perlu diketahui, masalah antibiotika ini pun berlaku bagi hewan-hewan kesayangan lainnya.

E. Membiakkan Hamster

Ciri-ciri hamster jantan:
- ukuran tubuh dewasa lebih kecil dari betina dewasa
- kelenjar di selangkangan sangat nyata

Ciri-ciri hamster betina:
- ukuran tubuh dewasa lebih besar dari jantan dewasa
- kelenjar di selangkangan tidak begitu nyata

Tanda berahi hamster jantan adalah testikel akan semakin membesar. Sementara tanda berahi hamster betina adalah adanya sekresi lendir hening, kental, dan liat dari alat kelaminnya (vulva). Jika akan dikawinkan, secara perlahan betina ditangkap dan dipindahkan ke kandang jantan. Sebaiknya pencampuran dilakukan sore hari atau satu jam sebelum gelap.

Perilaku moreka dalam kandang harus terus diamati. Bila kelihatan tidak cocok, hamster betina harus segera dipisahkan. Bila hanya ada satu rkor hamster jantan maka perkawinan harus dibantu oleh manusia. Caranya dengan memegangi betina di lantai kandang seperti posisi nniuk dikawini.

Bebrrapa hari sebelum melahirkan, lantai kandang dan tempat tidur hamster betina diganti bahannya serta dibuat lebih tebal dan empuk. Alas kandang demikian dibuat karena anak hamster sangat halus. Alas tersebut tetap digunakan sampai anaknya berumur beberapa minggu. Jumlah anak hamster sekali melahirkan antara 5— 10 ckor.

Sangat penting pada hari-hari pertama sampai umur dua minggu kita tidak mengganggu hamster, apalagi sampai memegangi bayinya. Induk hamster kemungkinan besar akan memakan anaknya kalau terus diusik karena sifat melindunginya sangat berlebihan.

(Sumber: doveindonesia.wordpress.com)
LihatTutupKomentar