-->

Baruna, Batara

BARUNA, BATARA sering disebut pula dengan nama Batara Waruna. Ia masih keturunan Sanghyang Wenang dari garis keturunan Sanghyang Nioya. Batara Baruna bertempat tinggal di Kahyangan Dasar Samodra. Ia bertugas memelihara ekosistem dan biota laut. Ia berwujud dewa berwajah ikan dan seluruh badannya bersisik ikan. Batara Baruna dapat hidup di darat dan di air. Ia mempunyai cupu berisi air kehidupan Mayausadi.
Dalam pewayangan, Sanghyang Baruna pernah menjelma menjadi manusia dan menggunakan nama Begawan Badawanganala. Selama menjadi petapa itu ia mempunyai dua putri cantik yang disunting Nakula dan Sadewa yaitu Dewi Srengganawati dan Dewi Srenggini. (wayangprabu.com)

Batara Baruna atau Saghyang baruna dalam serat Paramayoga adlag putera Dewi Gangga, cucu sanghyang Heramaya, dan tak lain adalah buyut Saghyang wening. Namun menurut Mahabharata, Batara Baruna adalah putera mahasrsi Kasyapa yang lahir dari Dewi Aditi, puteri saghyang Daksa, cucu Batara Brahma.

Dalam serat Uttarakanda menyebutkan, Batara Baruna adalah dewa yang termasuk “Catur Lokapala”. (Lokapala 4 : Indra, Yama, baruna, Kuwera).


Batara Baruna menguasai alam air dan seisinya. Kahyangannya ada di dasar samudra. Istrinya yang terkenal adalah Dewi Diwi dan Dewi Mitra. Sanghyang Baruna hanya memili satu putera yaitu maharsi Agastya.

Batara baruna senang memberikan pertolongan dan nasihat kepada manusia di bumi seperti; Saat Maharsi Ricika (Ayah dari Maharsi jamagdani atau eyangnya Ramaparasu) ingin melamar Dewi Setyawati, Puteri Prabu Gandi raja negara Kanyakawya. Saat itu Maharsi Ricika dimintai syarat berupa kuda berjumlah seribu, dengan ules merah dan telinga sebelah warnanya harus sama yaitu hitam. Dengan bantuan Batara Baruna lah, Sang Maharsi bisa memenuhi persyaratan itu.

Saat prabu Ramawijaya memimpin wadyabala/pasukan kera untuk menyerang ke negeri Alengka, perjalanan mereka terhalang oleh lautan. Batara Baruna mendatangi Ramawijaya dan memberikan nasihat agar membuat bendungan/tambak. Dengan nasihat Batara Baruna, ia pun meminta pasukan kera yang dipimpinnya untuk membuat bendungan/tambak samudra tersebut hingga akhirnya mereka bisa sampai ke negeri Alengka.( http://www.hadisukirno.com)


LihatTutupKomentar