Pengertian jeda, lafal dan tekanan dalam bahasa Indonesia. Jika kita menuliskan sesuatu atau membaca, tentu akan dibatasi dengan yang namanya jeda. Jeda berdasarkan bahasa Indonesia sendiri merupakan waktu berhenti sebentar, atau waktu beristirahat pada dua babak atau dua kegiatan. Bisa juga berarti hentian sebentar pada ujaran. Jeda dalam kalimat sendiri merupakan hentian sementara dalam ujaran, biasanya ditandai oleh tanda titik dua (:), tanda seru (!), tanda titik koma (;), titik (.) dan tanda koma (,). Adapun rujukan dari jeda contohnya “kamu tiba ketika saya tidak ada di rumah.” Atau “beberapa macam sayuran hijau, diantaranya brokoli, bayam, dan sebagainya.”
Baca juga : Pengertian El Nino dan Dampaknya Bagi Indonesia |
Pengertian jeda yang lainnya yaitu penghentian lagu pada kalimat. Di samping jeda, ada tekanan ataupun lafal yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Lafal merupakan sebuah cara dari seseorang maupun sekelompok orang yang ada di masyarakat dengan mengucapkan sebuah bunyi bahasa. Adapun bunyi bahasa yang dikenal pada bahasa Indonesia sendiri meliputi Gabungan Konsonan, Diftong, Konsonan dan Vokal. Adapun contohnya sebagai berikut:
- Konsonan biasanya dilambangkan dari huruf-huruf menyerupai b, c, d, f, g, h, j, k, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z.
- Vokal sendiri dilambangkan melalui huruf-huruf, e, a, i, u, o.
- Gabungan konsonan sanggup dilambangkan melalui abjad sy, ng, kh, ny.
- Diftong sendiri sanggup dilambangkan melalui abjad au, ai oi.
Sementara untuk intonasi sendiri merupakan lagu kalimat. Adapun intonasi di sini yaitu paduan dari jeda dan tekanan yang menyertai tutur mulai dari awal hingga penghentian terakhir. Adapun intonasi sendiri merupakan tinggi rendahnya sebuah nada pada pelafalan kalimat. Adapun intonasi sendiri merupakan tinggi rendahnya sebuah nada pada pelafalan kalimat. Di samping itu, intonasi sendiri dipengaruhi tinggi rendahnya sebuah nada maupun keras lembutnya dari tekanan dalam kalimat. Adapun contohnya yaitu Anda sanggup mencoba untuk melafalkan 2 kalimat: contohnya “mau kemana?” (dengan intonasi naik). “Akhirnya selesai juga” (dengan intonasi turun atau datar).
Sementara tekanan sendiri terbagi menjadi tekanan dinamik, tekanan tempo dan tekanan nada. Adapun tekanan dinamik merupakan sebuah tekanan keras yang menawarkan suatu tekanan dalam sepatah kata lantaran sanggup menawarkan pengertian secara khusus. Fungsi dari tekanan dinamik ini yaitu mementingkan tekanan kata yang penting, mengalihkan pembicaraan, menyebutkan macam-macam benda dan mengemukakan sebuah pertentangan. Tekanan nada sendiri merupakan ucapan dari tinggi rendahnya suatu bunyi pada tutur dengan fungsi menyatakan suasana atas perasaan dari pembicaranya. Sementara tekanan tempo sendiri yaitu tekanan diucapkan dengan lambat dalam kata dianggap penting. Itulah kesimpulan mengenai pengertian jeda, tekanan, lafal dan intonasi.