-->

Lego-Lego, Tari Adat Alor Bermakna Persatuan, Kelas 6, Tema 2, Subtema 3, Pembelajaran 2

Banyak cara yang dapat dilakukan agar nilai-nilai persatuan dapat terlaksana. Salah satunya melalui tarian. Ayo, kita gali informasi mengenai tarian Lego-Lego.

Tarian adat adalah salah satu kekayaan budaya yang disampaikan secara turuntemurun dari nenek moyang. Tarian adat kerap memiliki pesan-pesan dan makna yang luhur. Salah satunya ada pada tari Lego-lego dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tarian ini ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri. Pada masing-masing kawasan di Kabupaten Alor terdapat gaya tari dan nyanyian yang berbeda-beda, namun formasinya tetap sama, yakni lingkaran. Masing-masing nyanyian dan pantun yang diungkapkan saat menari, memiliki arti serta harapan yang berbeda-beda. Beberapa literatur menyatakan bahwa tarian ini sempat menjadi tari perang. Sekarang tarian ini lebih sering digunakan untuk menyambut tamu. Tamu disambut oleh masyarakat yang dituakan, lalu diajak menuju sebuah pohon besar yang rindang, dengan beberapa warga perempuan yang berpegangan tangan mengelilingi pohon. Tamu dipersilakan untuk ikut serta dalam tarian tersebut. Dengan gerakan kaki yang diatur sedemikian rupa, penari akan bergerak mengitari pohon. Pada saat yang sama sirih pinang dan minuman ditawarkan. Gerakan kaki dan nyanyian di masing-masing daerah bisa saja berbeda, namun bentuk formasi lingkaran dan komponen tradisional lainnya tetap sama.

Di dalam lingkaran, ada tiga lelaki yang memiliki tugas berbeda. Ada pemukul gong yang nadanya akan digunakan untuk menghitung langkah penari, kemudian ada seorang lelaki yang bernyanyi sekaligus mengucapkan pantun, dan seorang lagi bertugas membagikan sirih pinang serta minuman. Selain menjadi identitas setiap suku, tarian ini menjadi salah satu identitas pemersatu masyarakat Alor yang punya mimpi agar masyarakat dan pendatang terus bersatu membangun kampung serta negeri.

Sumber: beritasatu.com, 8 Juni 2014, dengan penyesuaian

Ayo Bertanya!
Berdasarkan gambar dan teks, tulis pertanyaan tentang hal yang ingin kamu ketahui lebih lanjut sehubungan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam tarian Lego-lego.
Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam Tari Lego-lego?

Secara berpasangan, diskusikan jawaban untuk pertanyaan berikut!
1. Apa pesan moral yang terdapat dalam tari Lego-lego?
Jawab:
Tarian ini ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri. Tarian ini juga mengandung pesan untuk menghormati tamu karena tarian ini lebih sering digunakan untuk menyambut tamu.

2. Jelaskan secara ringkas bagaimana melakukan tari Lego-lego!
Jawab:
Tamu disambut oleh masyarakat yang dituakan, lalu diajak menuju sebuah pohon besar yang rindang, dengan beberapa warga perempuan yang berpegangan tangan mengelilingi pohon. Tamu dipersilakan untuk ikut serta dalam tarian tersebut. Dengan gerakan kaki yang diatur sedemikian rupa, penari akan bergerak mengitari pohon. Pada saat yang sama sirih pinang dan minuman ditawarkan. Gerakan kaki dan nyanyian di masing-masing daerah bisa saja berbeda, namun bentuk formasi lingkaran dan komponen tradisional lainnya tetap sama.

3. Jelaskan salah satu tarian yang ada di daerahmu yang memiliki nilai-nilai luhur!
Jawab;
Saya tinggal di daerah Banyumas, Jawa Tengah. Salah satu tarian yang memiliki nilai-nilai luhur diantaranya Tari Kuda Lumping merupakan bentuk penghargaan dan dukungan rakyat jelata kepada pasukan berkuda Pangeran Diponegoro, serta menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah dan Sunan Kalijaga melawan penjajah Belanda. Selain Tari kuda lumping, ada juga tari Serimpi Sangupati yang menggambarkan peperangan para pahlawan dalam cerita Menak, Purwa, Mahabarata, Ramayana, sejarah Jawa dan yang lain atau dapat juga dikatakan sebagai tarian yang mengisahkan pertempuran yang dilambangkan dalam dua kubu yaotu pertentangan antara baik dan buruk, antara benar dan salah, serta antara akal manusia dan nafsunya.

4. Tulis kesimpulanmu tentang tari Lego-lego!
Kesimpulan;
Tari Lgo-lego ditujukan untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri. Pada awalnya ini merupakan tarian perang. Tetapi sekarang lebih sering untuk menyambut tamu. tarian ini menjadi salah satu identitas pemersatu masyarakat Alor yang punya mimpi agar masyarakat dan pendatang terus bersatu membangun kampung serta negeri.

Tahukah Kamu?
Selain membentuk lingkaran, ada juga tarian yang menerapkan unsur segi tiga dalam gerakan dan kostum yang mereka kenakan. Salah satunya terdapat pada Tari Ngremo dari Jawa Timur. Pola segi tiga merupakan salah satu bentuk simbol yang sangat kuat melekat pada tari Ngremo, simbol tersebut ada pada pola gerak kaki saat melakukan gerakan ikat maupun pada ikat kepala (udeng).

Perhatikan ikat kepala berikut!
Apa jenis sudut yang kamu temukan pada ikat kepala yang berbentuk segi tiga tersebut? Jelaskan!
Ada beberapa macam sudut antara lain;

  1. Sudut lancip, yaitu sudut kurang dari 90 derajat. Contohnya sudut pada gambar.
  2. Sudut siku-siku, yaitu sudut tepat 90 derajat.
  3. Sudut tumpul, yaitu sudut lebih dari 90 derajat tetapi kurang dari 180 derajat. 
  4. Sudut lurus, yaitu sudut tepat 180 derajat. 
  5. Sudut refleks, yaitu sudut lebih dari 180 derajat tetapi kurang dari 360 derajat. 
  6. Sudut penuh, yaitu sudut tepat 360 derajat. 
Segi tiga juga ditemukan pada batik seperti berikut.
Ayo Diskusikan!
Diskusikan dalam kelompok jenis sudut yang ditemukan pada batik di atas. Kemudian, gambarlah segi tiga sejenis pada kertas berpetak berikut!
Tahukan kamu cara menentukan besar sudut pada masing-masing segi tiga tersebut?
Ayo kita pelajari lebih lanjut.
Sebelumnya, perhatikan sudut berikut!
Bisakah kamu menentukan besar ∠ AOC tanpa menggunakan busur? Bagaimana cara kamu mengetahuinya?
Jawab;
∠ AOC = 180o - 115o = 65o

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus terus kita pertahankan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

Zaman boleh berganti, pemerintahan boleh berubah, namun Persatuan dan Kesatuan Bangsa harus tetap terjaga utuh. Bangsa Indonesia telah membuktikan hal ini ketika berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan, pada masa setelah kemerdekaan, termasuk Masa Orde Baru dan Masa Reformasi. Perubahan-perubahan tersebut bertujuan untuk membuat bangsa Indonesia lebih maju dan berkembang.

Sekarang kamu akan menggali informasi lebih lanjut tentang sebab dan akibat terjadinya perubahan masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru sampai Masa Reformasi. Kamu dapat menggali informasi dari berbagai sumber (buku, perpustakaan, koran, majalah, internet, atau mewawancarai orang dewasa di sekitarmu).

1. Masa Orde Baru
Penataan politik dalam negeri

  1. Pembentukan Kabinet Pembangunan. Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan Pancakrida, 
  2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya. Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan : Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966...
  3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu : Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan Golongan Karya (Golkar)
  4. Pemilihan Umum. Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
  5. Dwifungsi ABRI. Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. 
  6. Pemasyarakatan PPPP (P4). Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.

2. Kehidupan Politik Masa Reformasi
Secara singkat dapat dilihat beberapa perubahan bidang politik pada masa pasca reformasi
  1. Adanya kebebasan berpendapat dan kepentingan yang tidak pernah direalisasikan pada masa Orde Baru
  2. Berkurangnya cara-cara kekerasan terhadap masyarakat yang berusaha mengkritik pemerintah. Dimana pada masa Orde Baru, tokoh-tokoh pengkritik pemerintah akan dipenjarakan, dan adanya para Petrus (penembak misterius) yang diduga pembunuh bayaran pemerintah yang bertugas untuk “menghabisi” orang-orang yang berusaha membuka kedok pemerintah.
  3. Perbaikan bidang HAM yang pada masa Orde Baru banyak dilanggar oleh pemerintah sendiri
  4. Semakin tingginya partisipasi dan antusiasme masyarakat dalam berbagai kegiatan politik, terutama dalam pembentukan partai. Pada perhitungan awal reformasi, ada lebih dari 80 parati politik yang terbentuk walau banyak pula yang tergusur pada saat masa pendaftaran resmi dibuka
  5. Semakin diterapkannya otonomi daerah, dimana kekuasaan tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah pusat tetapi daerah juga diberi kewenangan dalam mengurus rumah tangganya sendiri
  6. Keadilan semakin terasa menyeluruh pada masyarakat Indonesia. Masyarakat etnis Tionghoa menjadi sama haknya dengan WNI lainnya, pengakuan agama Konghucu, dan menjadikan Hari Raya Imlek sebagai libur nasional
Kehidupan Ekonomi
1. Masa Pemerintahan Orde Baru
Pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah dengan cara sebagai berikut: Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi, Kerja Sama Luar Negeri, dan Pembangunan Nasional

Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu: Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun. Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita.

Hasil yang dicapai pada Pelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras.

2. Masa Reformasi
Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan unit Pengelola Aset Negara
  2. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
  3. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
  4. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
  5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
  6. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
  7. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.
Keadaan Sosial-Budaya
1. Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang bersifat diskriminatif, seperti Surat Edaran No.06/Preskab/6/67 yang memuat tentang perubahan nama. Dalam surat itu disebutkan bahwa masyarakat keturunan Cina harus mengubah nama Cinanya menjadi nama yang berbau Indonesia, misalnya Liem Sioe Liong menjadi Sudono Salim. Selain itu, penggunaan bahasa Cinapun dilarang.

Mulai 1997 setelah kondisi politik-sosial-ekonomi mulai tidak stabil, maka terjadilah penindasan oleh pemerintahan. Hal tersebut merupakan pengrusakan aspek sosial di masyarakat. Pemaksaan institusi untuk kepentingan politik dilakukan karena tuntutan akan kestabilan di pemerintahan. Namun pada masa itu pula kesenjangan sosial semakin meningkat akibat kebijakan yang berorientasi pertumbuhan dan melupakan pemerataan serta distribusi yang adil.

2. Masa Reformasi
Pada masa reformasi terjadi perubahan keadaan social-buadaya dari masa orde baru, yaitu : Partisipasi sosial kalangan etnis Tionghoa sangat menonjol. Pada umumnya mereka aktif bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan. Banyak sekali orang-orang Tionghoa yang memilih profesi sebagai guru, dosen, profesor, dokter, insinyur, pengacara, hakim, jaksa, advokat, bahkan polisi dan tentara. Mereka mendirikan berbagai sekolah mulai dari TK sampai SMA dan berbagai universitas.

Di bidang pendidikan mereka banyak mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mulai dari kursus bahasa Inggris, Mandarin, komputer sampai akademi dan universitas. Kalangan mudanya secara aktif mulai memasuki bidang-bidang profesi di luar wilayah bisnis semata
LihatTutupKomentar